BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Sejak awal tahun 1980-an banyak perusahaan Amerika Serikat seperti IBM,
Hewlett Packard, Allen Bradley, Westinghouse, General Motor, General Electric
dan Locheed telah mengadopsi teknologi pemanufakturan maju agar dapat bersaing
dalam persaingan pasar global. Modernisasi pabrik-pabrik di Amerika Serikat
meningkatkan kuantitas produksi dan menurunkan biaya. Dengan adanya
perubahan-perubahan ini, maka praktek manajemen juga mengalami perubahan dan
peningkatan.
Metode manajemen biaya yang canggih seperti Activity Based Costing (ABC)
dan Activity Based Management (ABM) banyak diterapkan pada
perusahaan-perusahaan dunia. ABC membantu perusahaan mengurangi distorsi yang
disebabkan oleh sistem penentuan harga pokok tradisional, sehingga dengan ABC
dapat diperoleh biaya produk yang lebih akurat. ABC menyediakan pandangan yang
jelas mengenai bagaimana perusahaan membedakan produk, jasa dan aktivitas yang
memberikan kontribusi dalam jangka panjang.
Activity Based Management (ABM) memfokuskan pada pengelolaan aktivitas
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas bisnis, meningkatkan nilai yang
diterima oleh pelanggan dan memberikan laba bagi perusahaan. Activity based
costing dan activity based management berkaitan erat dengan manajemen biaya
strategik. Para manajer menerima informasi yang bermakna mengenai dampak
potensial terhadap penentuan harga jual dan keputusan tentang lini produk jika
perusahaan mengubah dari sistem penentuan harga pokok tradisional dengan
activity-based costing dan penghematan potensial yang dapat diperoleh jika
perusahaan menggunakan ABM untuk mengidentifikasi dan mengeleminasi aktivitas
yang tidak bernilai tambah untuk mencapai strategi cost leadership.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah yang dimaksud acitvity based costing dan activity based management ?
2. Bagaimana konsep dasar sistem activity based costing ?
3. Apakah manfaat, tujuan dan peranan activity based costing ?
4. Apakah faktor-faktor yang menentukan keberhasilan dalam penerapan activity
based
management ?
C.
Batasan Masalah
Agar
pembahasan dalam makalah ini lebih terarah, terfokus dan
tidak terlalu meluas,
maka penyusun membatasi
bidang kajian yang dibahas mengenai uraian dan pemaparan tentang pengertian activity based
costing dan activity based mangement, konsep dasar sistem activity based
costing, tujuan dan peranan activity based costing serta faktor-faktor yang
menentukan keberhasilan dalam penerapan activity based costing.
D.
Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian activity based
costing dan activity based management
2. Memahami konsep dasar sistem activity
based costing
3. Memahami manfaat, tujuan dan peranan activity based costing
4. Memahami faktor-faktor yang menentukan
keberhasilan dalam penerapan activity based management
E.
Manfaat Penulisan
1. Memenuhi tanggung jawab penyusun sebagai mahasiswa untuk menyelesaikan
tugas sebagai proses pembelajaran pada matakuliah Akuntansi Manajemen Keuangan
2.
Memberikan
referensi untuk umum mengenai bahasan materi activity based costing dan activity based management
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Activity Based Costing
Sebelum mengetahui apa itu yang dimaksud dengan Activity Based Costing
(ABC), telebih dahulu kita mengenal istilah-istilah yang disebut dengan
aktivitas, sumber daya, objek biaya, cost poll, elemen biaya, dan cost driver. Aktivitas merupakan tindakan, gerakan, atau rangkaian dari suatu pekerjaan
yang dilakukan. Aktivitas
juga dapat diartikan sebagai kumpulan dari tindakan yang dilakukan dalam
organisasi yang berguna untuk tujuan penentuan biaya berdasarkan aktivitas yang ada. Misalnya pemindahan
bahan merupakan suatu aktivitas dari pergudangan. Sumber daya merupakan
unsur yang dibebankan atau yang digunakan dalam pelaksaan suatu aktivitas. Misalnya, gaji dan bahan merupakan sumber daya yang digunakan untuk
melakukan suatu aktivitas. Objek biaya merupakan bentuk akhir dimana pengukuran biaya itu diperlukan. Misalnya, pelanggan,
produk, jasa, kontrak,
atau unit kerja lainnya dimana manajemen menginginkan pengukuran biaya
secara terpisah merupakan objek biaya.
Elemen biaya merupakan
jumlah yang dibayarkan untuk sumber daya yang dikonsumsi aktvitas dan yang terkandung di dalam cost poll.
Misalnya untuk hal-hal yang berkaitan dengan mesin mungkin mengandung elemen
biaya untuk tenaga, elemen biaya
teknik, dan elemen biaya depresiasi. Cost driver merupakan
faktor-faktor yang menyebabkan perubahan biaya aktivitas, juga merupakan faktor
yang dapat diukur yang dapat digunakan untuk membebankan biaya ke aktivitas dan
dari aktivitas ke aktivitas lainnya, produk atau jasa. Ada dua jenis cost
driver, yaitu:
1.
Driver sumber daya adalah ukuran
kuantitas sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas. Driver sumber daya ini
digunakan untuk membebankan biaya sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas ke
cost poll tertentu. Contohnya adalah presentase dari luas total yang digunakan
oleh suatu aktivitas.
Driver aktivitas adalah ukuran frekuensi dan
intensitas permintaan terhadap suatu aktivitas terhadap objek biaya. Driver
aktivitas digunakan untu membebankan biaya dari cost poll ke objek biaya. Contohnya, jumlah suku cadang yang berbeda yang digunakan dalam produk akhir
untuk mengukur konsumsi aktivitas penanganan bahan untuk setiap produk.
Activity Based Costing
adalah metode pembebanan aktivitas-aktivitas berdasarkan besarnya pemakaian
sumber daya, dan membebankan biaya pada objek biaya, seperti produk atau
pelanggan, berdasarkan besarnya aktivitas, serta untuk mengukur biaya dan
kinerja dari aktivitas yang terkait dengan proses dan objek biaya. Pengertian mendasar dari sistem ABC adalah adanya
analisa terhadap keseluruhan aktivitas-aktivitas yang bertujuan untuk mengidentifikasi
adanya hal-hal sebagai berikut:
1.
Aktivitas yang ada dalam tiap-tiap
dapartemen dan sebab timbulnya aktivitas
2.
Dalam kondisi yang bagaimana setiap
aktivitas tersebut dilaksanakan.
3.
Bagaimana frekwensi masing-masing aktivitas dalam pelaksanaannya.
4.
Sumber-sumber yang dikonsumsi untuk
melakasanakan masing-masing aktivitas.
5.
Faktor-faktor apa yang menjadi
penyebab timbulnya aktivitas tersebut atau pembenahan atas sumber daya yang
dimiliki perusahaan.
Dalam Activity Based Costing
(ABC) semua biaya dibebankan ke produk yang menimbulkan aktivitas atau apabila
ada alasan yang mendasar bahwa biaya tersebut dipengaruhi oleh produk yang
dibuat, baik biaya produksi, maupun biaya non-produksi. ABC atau penentu harga pokok produk berbasis aktivitas
merupakan sistem informasi tentang pekerjaan atau kegiatan yang mengkonsumsi
sumber daya dan menghasilkan nilai bagi konsumen. Defenisi lain ABC adalah
suatu informasi yang dapat menyajikan secara akurat dan tepat waktu mnegenai
pekerjaan atau aktvitas yang mengkonsumsi sumber biaya aktivitas untuk mencapai
tujuan pekerjaan produk dan pelanggan. ABC dirancang untuk mengukur harga pokok
produk melalui aktivitas-aktivitas. Biaya-biaya akan diukur dari aktivitas ke
produk berdasarkan permintaan tiap-tiap produk terhadap aktivitas selama proses
produksi, sehingga biaya yang timbul masing-masing jenis produk akan terlihat
lebih jelas. Sistem tersebut menerapkan sistem akuntansi aktivitas untuk
menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat.
B.
Alokasi Biaya
Secara tradisional, akuntan membebankan biaya kepada produk hanya
berpedoman pada banyak sedikitnya jumlah unit yang di hasilkan
sebagai satu-satunya faktor yang menyebabkan biaya dan aktivitas muncul.
Akuntan menggunakan volume related cost driver untuk membebankan biaya. Setelah
ditelusuri ternyata beberapa
biaya dan aktivitas yang muncul bukan dipicu oleh jumlah unit yang diproduksi
sehingga tidak semua biaya overhead yang muncul dipicu oleh jumlah unit yang
diproduksi. Dalam hal ini akuntan harus mengetahui dasar apa yang bisa
digunakan untuk mengalokasikan biaya atas aktivitas dan mengetahui cost driver
yang rasional (Cost Driver merupakan faktor-faktor yang menimbulkan timbulnya
biaya).
Dalam activity based Costing, proses
identifikasi aktivitas merupakan salah satu bagian yang penting dari tahapan pembebanan biaya overhead pabrik. Tahap pertama pada
identifikasi aktivitas, aktivitas yang luas dikelompokkan ke dalam 4 kategori
aktivitas, yaitu:
1.
Unit Level
Activities
Berupa aktivitas atau kegiatan yang dilakukan sekali untuk setiap unit sehingga biaya produk yang
berhubungan dengan aktivitas yang dibebankan berdasarkan jumlah unit yang diproduksi. Misalnya, jam tenaga
kerja langsung. Semakin
banyak jumlah unit yang diproduksi maka semakin banyak juga tenaga kerja langsung dibutuhkan.
2.
Bacth Level
Activity
Yaitu berupa
ativitas atau kegiatan yang dilakukan untuk mendukung produksi sejumlah orderan tertentu (batch). Aktivitas ini dilakukan sekali
untuk setiap batch sehingga biaya produksi yang berhubungan dengan aktivitas ini dibebankan berdasrkan jumlah batch yang
diproduksi, misalnya biaya set-up mesin. Semakin banyak unit yang
diproduksi tidak mempengaruhi biaya pada aktivitas set-up, tetapi semakin
sering set-up dilakukan maka semakin besar pula biaya set-up mesin.
3.
Product
Sustaining Activities
Berupa aktivitas atau kegiatan yang dilakukan untuk
mempertahankan eksistensi suatu produk, pemeliharaan produk, pengembangan produk
dan inovasi produk. Beban biaya yang terjadi pada aktivitas ini dapat ditelusuri pada
setiap jenis produk yang dihasilkan, tetapi
sumber daya yang dikonsumsi tidak tergantung pada jumlah unit ataupun batch
dari produk yang dihasilkan perusahaan. Semakin banyak jenis produk yang
dihasilkan maka semakin sering aktivitas ini dilakukan sehingga semakin besar
biaya yang dibutuhkannya.
4.
Facility
Sustaining Activities
Berupa
aktivitas atau kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan eksistensi
perusahaan, seperti pemasaran, sumber daya manusia, pengembangan sistem,
pemeliharaan fasilitas dan lain-lain. Tetapi aktivitas ini tidak berhubungan
dengan jumlah produk, batch maupun jenis produk.
Sedangkan pada saat melakukan pembebanan biaya dari tiap kelompok tersebut,
biaya yang muncul tersebut diklasifikasikan sesuai dengan kelompok
aktivitasnya, sehingga dalam membebankan biaya sistem ABC dapat digambarkan
dengan dua tahapan, yaitu:
v Aktivitas
yang dilakukan untuk memenuhi keinginan customer mengkonsumsi sumber daya dalam
sejumlah uang tertentu.
v Biaya setiap
sumber daya yang dikonsumsi oleh setiap aktivitas harus dibebankan objek biaya
atas dasar unit aktivitas yang dikonsumsi oleh objek biaya itu sendiri.
C.
Konsep Dasar Sistem Activity Based Costing
Ada dua asumsi yang penting yang mendasari metode Activity Based Costing (ABC), yaitu:
1.
Aktivitas-aktivitas yang menyebabkan
timbulnya metode ABC bahwa sumber daya pembantu atau sumber daya tidak langsung
menyediakan kemampuannya melaksanakan kegiatan bukan hanya penyebab timbulnya
biaya.
2.
Produk atau pelanggan jasa produk
menyebabkan timbulnya permintaan atas dasar aktivitas untuk membuat produk atau
jasa yang diperlukan berbagai kegiatan yang menimbulkan sumber daya untuk
melaksanakan aktivitas tersebut.
Asumsi tersebut diatas merupakan konsep dasar dari sistem activity
Based Costing. Selanjutnya, karena adanya aktivitas akan menimbulkan biaya, maka untuk dapat menjalankan
usahanya secara efisien, perusahaan harus dapat mengelola aktivitasnya. Dalam hubungannya dengan biaya produk maka biaya yang dikonsumsi untuk menghasilkan
produk adalah biaya-biaya untuk aktivitas merancang, merekayasa, memproduksi,
menjual dan memberikan pelayanan produk.
Pengertian dan pemahaman yang baik mengenai
berbagai aktivitas yang telah dilaksanakan akan dapat memberikan pandangan yang
baik tentang bagaimana menggunakan, mengelola, dan mengendalikan sumber daya
perusahaan, dan dapat pula digunakan untuk mengetahui peluang yang ada
untuk meningkatkan kinerja perusahaan serta memberi pedoman yang baik untuk
menilai kinerja tersebut dalam rangka untuk
D. Tahap Menerapkan Activity Based
Costing
1)
Mengidentifikasi dan menentukan
aktivitas untuk menjual barang tertentu dan menentukan kelompok-kelompok
aktivitsas. Misalnya aktivitas produksi, dikelompokkan menjadi kelompok biaya tambahan gaji tenaga kerja langsung, kelompok biaya
produksi karena berlalunya waktu, kelompok biaya produksi yang dibebankan
berdasarkan cash basis.
Aktivitas pemasaran, dikelompokkan menjadi kelompok biaya gaji, kelompok biaya
pengiriman, kelompok biaya iklan.
2)
Jika memungkinkan menulusuri semua
biaya BOP, biaya administrasi, dan biaya pemasaran ke barang tertentu, jika
tidak mungkin ke barang tertentu, maka kelompok aktivitas tertentu. Misalnya gaji mandor, total Rp. 160.000, dimana Rp 100.000
khusus terjadi akibat mengerjakan pesanan jaket.
3)
Menghitung tarif alokasi untuk
setiap kelompok biaya, jika memungkinkan berdasarkan cost driver (ukuran aktivitas
penyebab munculnya biaya) untuk setiap biaya.
4)
Membebankan dan mengalokasikan biaya
yang tidak dapat ditelusuri (BOP, administrasi, pemasaran),
ke semua barang yang diproduksi dengan menggunakan tarif yang telah dihitung.
5)
Menyusun laporan biaya sistem Activity Based Costing.
E. Manfaat, Tujuan dan Peranan
Activity Based Costing
1.
Manfaat yang dihasilkan oleh
perusahaan yang menerapkan activity based costing adalah sebagai berikut.
v Memperbaiki mutu pengambilan
keputusan
Kemampuan activity based costing menghasilkan informasi biaya
produksi yang lebih teliti dapat mengurangi kemungkinan manajemen melakukan
pengambilan keputusan yang salah. Informasi biaya produksi yang lebih teliti
sangat penting bagi manajemen jika perusahaan menghadapi persaingan yang sangat
tajam.
v Memungkinkan manajemen melakukan
perbaikan terus menerus terhadap kegiatan untuk mengurangi biaya overhead
Activity based costing mengidentifikasi
biaya overhead dengan kegiatan yang menimbulkan biaya tersebut. Dengan demikian informasi biaya yang dihasilkan oleh ABC dapat
digunakan oleh manajemen untuk memantau secara terus menerus berbagai kegiatan
yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk dan melayani konsumen.
Perbaikan berbagai kegiatan untuk menghasilkan produk dan penghilangan kegiatan
yang tidak bernilai tambah bagi konsumen dapat dipertimbangkan oleh manajemen
berdasarkan informasi biaya yang disajikan dengan ABC.
v Memberikan kemudahan dalam penentuan
biaya relevan
Activity based
costing menyediakan informasi biaya yang dihubungkan dengan
berbagai kegiatan untuk menghasilkan produk, sehingga manajemen akan memperoleh
kemudahan dalam mendapatkan infomasi yang relevan dalam pengambilan keputusan
yang menyangkut berbagai kegiatan bisnis mereka. Jika misalnya menajemen
mempertimbangkan untuk melakukan perbaikan dalam kegiatan set-up fasilitas
produksi, ABC mampu
dengan cepat menyediakan informasi batch related activities cost sehingga
memungkikan manajemen mempertimbangkan akibat keputusan mereka terhadap
konsumsi sumber daya untuk kegiatan tersebut.
1.
Tujuan ABC digunakan untuk
meningkatkan akurasi analisis biaya
dengan memperbaiki cara penulusuran
biaya ke objek biaya. ABC digunakan juga untuk berbagai objek biaya yang
berbeda yaitu produk secara individual, kelompok produk yang saling berhubungan
dan pelanggan secara individual. ABC juga sangat membantu perusahaan untuk dapat
mengurangi distorsi yang disebabkan oleh sistem penentuan harga produk
tradisional dan mendapatkan biaya produk yang lebih akurat. ABC juga menyediakan
pandangan yang jelas tentang bagaimana perusahaan membedakan produk, jasa, dan
aktivitas yang memberi kontribusi dalam jangka panjang. Menurut Kamaruddin Ahmad mengatakan bahwa peranan dari
sistem ABC, yaitu:
·
Pembebanan biaya tidak langsung dan
biaya pendukung.
·
Pembebanan biaya dan alokasi biaya:
biaya langsung dan tak langsung.
Berdasarkan kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa
pembebanan biaya merupakan suatu proses pembebanan biaya ke dalam cost poll
atau dari cost poll ke objek biaya. Biaya yang langsung dapat ditelusuri secara
langsung ke biaya atau objek biaya secara mudah dapat dihubungkan secara
ekonomi. Biaya yang tidak langsung tidak dapat ditelusuri secara mudah, dan
bahkan sulit untuk dihubungkan secara ekonomi dari biaya atau cost poll ke cost
poll atau objek biaya.
F. Keunggulan dan Kelemahan Activity
Based Costing
1. Keunggulan Activity Based Costing
v
Suatu pengkajian ABC dapat meyakinkan manajemen bahwa mereka harus
mengambil sejumlah langkah untuk menjadi lebih kompetitif. Sebagai hasilnya
mereka dapat berusaha untuk meningkatkan mutu sambil secara simultan memfokus
mengurangi biaya. Analisis biaya dapat menyoroti bagaimana benar-benar mahalnya
biaya manufacturing, yang pada akhirnya dapat memicu aktivitas untuk mereorganisasi
proses memperbaiki mutu dan mengurangi biaya.
v
ABC dapat membantu dalam pengambilan
keputusan.
v
Manajemen berada dalam suatu posisi untuk melakukan penawaran
kompetitif yang lebih wajar.
v
Dengan analaisis biaya yang
diperbaiki, manajemen dapat melakukan analisis yang
lebih akurat mengenai volume yang dilakukan untuk mencari breakevent atas
produk yang bervolume rendah.
v
Melalui analisis data biaya dan pola
konsumsi sumber daya, manajemen dapat mulai merekayasa kembali proses
manufcturing untuk mencapai pola keluaran mutu yang lebih efisien dan lebih
tinggi.
1. Kelemahan Activity Based Costing
v
Alokasi, beberapa biaya yang
dialokasikan secara sembarangan, karena sulitnya menemukan aktivitas biaya tersebut. Contoh: pembersihan pabrik dan pengelolaan proses
produksi.
v
Mengabaikan biaya, biaya tertentu
yang diabaikan dari analisis. Contoh: iklan, riset, dan sebagainya.
v
Pengeluaran dan waktu yang
dikonsumsi, disamping memerlukan biaya yang mahal juga.
G. Pengertian Activity Based
Management (ABM)
Activity Based Managenent (ABM) merupakan
suatu konsep yang mengarahkan
perhatian pada konsumsi sumber daya terhadap aktivitas yang dilakukan oleh
suatu perusahaan, sehingga untuk dapat mengetahui bagaimana suatu perusahaan
menggunakan sumber dayanya, maka terlebih dahulu haruslah dipahami mengenai
aktivitas-aktivtas apa sajakah yang telah terjadi didalam perusahaan tersebut. Aktivitas-aktivitas tersebut merupakan aktivitas yang telah mengkonsumsi
sumber daya melalui pengidentifikasian pemicu biayanya dimana biaya-biaya ini
timbul karena dilaksanakannya aktivitas-aktivitas tersebut.
mendukung perbaikan
berkesinambungan. Activity
Based Management merupakan pendekatan yang terintegrasi yang memfokuskan
perhatian manajemen pada aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan nilai yang
diterima oleh pelanggan dan meningkatkan laba perusahaan melalau penyediaan
nilai pelanggan tersebut dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari
Activity Based System, dimana antara ABM dan ABC saling berkaitan satu sama
lain.
Activity based management memiliki dua
dimensi yaitu sebagai berikut:
v
Dimensi
biaya (cost dimension)
Memberikan informasi
biaya mengenai sumberdaya, aktivitas, produk dan pelanggan (serta biaya-biaya
lain yang diperlukan), dimana biaya-biaya sumber daya dapat ditelusuri ke aktivitas-aktivitas
dan kemudian di aktivitas tersebut
dibebankan ke pelanggan. Dengan
demikian, dimensi ini merefleksikan kebutuhan untuk membagi sumber daya biaya
terhadap aktivitas dan biaya aktivitas terhadap objek biaya seperti pelanggan
dan produk agar dapat menganalisis keputusan critical. Keputusan tersebut
termasuk penetapan harga, pengadaan produk dan penetapan prioritas untuk usaha
perbaikan.
v
Dimensi
Proses (process dimension)
Memberikan informasi mengenai
aktivitas apa saja yang dilaksanakan, mengapa aktivitas tersebut dilaksanakan
dan seberapa baik pelaksanaannya. Dimensi ini menjelaskan mengenai akuntansi
pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas dan lebih memfokuskan pertanggung
jawaban aktivitas bukan pada biaya, dan menekankan pada maksimalisasi kinerja
sistem secara menyeluruh bukan pada kinerja secara individu. Dengan demikian
dimensi ini merefleksikan kebutuhan untuk suatu kategori informasi yang baru
mengenai kinerja aktivitas. Informasi ini menunjukkan apa yang menyebabkan
pemicu biaya dan bagaimana pengukuran kinerjanya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Metode manajemen biaya yang canggih seperti
activity based costing dan activity based management banyak diterapkan pada
perusahaan-perusahaan dunia. Activity based costing membantu perusahaan
mengurangi distorsi yang disebabkan oleh sistem penentuan harga pokok
tradisional, sehingga dengan ABC dapat diperoleh biaya produk yang lebih
akurat. ABC menyediakan pandangan yang jelas mengenai bagaimana perusahaan
membedakan produk, jasa, dan aktivitas yang memberikan kontribusi dalam jangka
panjang. Activity based management memfokuskan pada pengelolaan aktivitas untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas bisnis, meningkatkan nilai yang diterima
pelanggan dan memberikan laba bagi perusahaan.
Activity based
costing adalah pendekatan penentuan biaya produk yang membebankan biaya kepada
produk atau jasa berdasarkan konsumsi sumber daya yang disebabkan karena
aktivitas. Dasar pemikiran pendekatan penentuan biaya ini adalah bahwa produk
atau jasa perusahaan dilakukan oleh aktivitas yang dibutuhkan tersebut
menggunakan sumber daya yang menyebabkan timbulnya biaya. Sumber daya
dibebankan kepada aktivitas, kemudian aktivitas dibebankan kepada objek biaya
berdasarkan penggunaannya. Activity based costing memperkenalkan hubungan sebab
akibat antara cost driver dengan aktivitas.
Activity based
management adalah pengelolaan aktivitas untuk meningkatkan nilai (value) yang
diterima oleh pelanggan dan untuk meningkatkan laba melalui peningkatan nailai
tersebut. Banyak perusahaan mengelola aktivitas-aktivitas ke dalam tiga kategori
untuk memperbaiki penelusuran biaya, yaitu unit level activities, product level
activities, fasility level activities
B.
Saran
Dengan menerapkan sistem activity based costing dan activity based
management, suatu perusahaan dapat melakukan evaluasi biaya dan nilai dari
suatu aktivitas proses sehingga akan teridentifikasi peluang (akan terjadi
perbaikan posisi kompetitif) dan meningkatnya efisiensi proses (process
improvement).
-DAFTAR PUSTAKA-
Hansen, Don R.,
dan Maryanne M. Mowen. 2004. Cost Management:
Accounting and Control, Fifth Edition, Ohio: South-Western College
Publishing
Martin, James R. Activity-Based
Management Models. Summary.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar