Minggu, 02 April 2017

ACTIVITY BASED COSTING VS ACTIVITY BASED MANAGEMENT



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Sejak awal tahun 1980-an banyak perusahaan Amerika Serikat seperti IBM, Hewlett Packard, Allen Bradley, Westinghouse, General Motor, General Electric dan Locheed telah mengadopsi teknologi pemanufakturan maju agar dapat bersaing dalam persaingan pasar global. Modernisasi pabrik-pabrik di Amerika Serikat meningkatkan kuantitas produksi dan menurunkan biaya. Dengan adanya perubahan-perubahan ini, maka praktek manajemen juga mengalami perubahan dan peningkatan.

Metode manajemen biaya yang canggih seperti Activity Based Costing (ABC) dan Activity Based Management (ABM) banyak diterapkan pada perusahaan-perusahaan dunia. ABC membantu perusahaan mengurangi distorsi yang disebabkan oleh sistem penentuan harga pokok tradisional, sehingga dengan ABC dapat diperoleh biaya produk yang lebih akurat. ABC menyediakan pandangan yang jelas mengenai bagaimana perusahaan membedakan produk, jasa dan aktivitas yang memberikan kontribusi dalam jangka panjang.

Activity Based Management (ABM) memfokuskan pada pengelolaan aktivitas untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas bisnis, meningkatkan nilai yang diterima oleh pelanggan dan memberikan laba bagi perusahaan. Activity based costing dan activity based management berkaitan erat dengan manajemen biaya strategik. Para manajer menerima informasi yang bermakna mengenai dampak potensial terhadap penentuan harga jual dan keputusan tentang lini produk jika perusahaan mengubah dari sistem penentuan harga pokok tradisional dengan activity-based costing dan penghematan potensial yang dapat diperoleh jika perusahaan menggunakan ABM untuk mengidentifikasi dan mengeleminasi aktivitas yang tidak bernilai tambah untuk mencapai strategi cost leadership.

B.    Rumusan Masalah
1.   Apakah yang dimaksud acitvity based costing dan activity based management ?
2.   Bagaimana konsep dasar sistem activity based costing ?
3.   Apakah manfaat, tujuan dan peranan activity based costing ?
4.   Apakah faktor-faktor yang menentukan keberhasilan dalam penerapan activity based
      management ?

C.     Batasan Masalah
Agar pembahasan dalam makalah ini lebih terarah, terfokus dan tidak terlalu meluas, maka penyusun membatasi bidang kajian yang dibahas mengenai uraian dan pemaparan tentang pengertian activity based costing dan activity based mangement, konsep dasar sistem activity based costing, tujuan dan peranan activity based costing serta faktor-faktor yang menentukan keberhasilan dalam penerapan activity based costing.

D.    Tujuan Penulisan
1.      Memahami pengertian activity based costing dan activity based management
2.      Memahami konsep dasar sistem activity based costing
3.      Memahami manfaat, tujuan dan peranan activity based costing
4.      Memahami faktor-faktor yang menentukan keberhasilan dalam penerapan activity based management

E.    Manfaat Penulisan
1.      Memenuhi tanggung jawab penyusun sebagai mahasiswa untuk menyelesaikan tugas sebagai proses pembelajaran pada matakuliah Akuntansi Manajemen Keuangan
2.      Memberikan referensi untuk umum mengenai bahasan materi activity based costing dan activity based management


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Activity Based Costing

Sebelum mengetahui apa itu yang dimaksud dengan Activity Based Costing (ABC), telebih dahulu kita mengenal istilah-istilah yang disebut dengan aktivitas, sumber daya, objek biaya, cost poll, elemen biaya, dan cost driver. Aktivitas merupakan tindakan, gerakan, atau rangkaian dari suatu pekerjaan yang dilakukan. Aktivitas juga dapat diartikan sebagai kumpulan dari tindakan yang dilakukan dalam organisasi yang berguna untuk tujuan penentuan biaya berdasarkan aktivitas yang ada. Misalnya pemindahan bahan merupakan suatu aktivitas dari pergudangan. Sumber daya merupakan unsur yang dibebankan atau yang digunakan dalam pelaksaan suatu aktivitas. Misalnya, gaji dan bahan merupakan sumber daya yang digunakan untuk melakukan suatu aktivitas. Objek biaya merupakan bentuk akhir dimana pengukuran biaya itu diperlukan. Misalnya, pelanggan, produk, jasa, kontrak, atau unit kerja lainnya dimana manajemen menginginkan pengukuran biaya secara terpisah merupakan objek biaya.
Elemen biaya merupakan jumlah yang dibayarkan untuk sumber daya yang dikonsumsi aktvitas dan yang terkandung di dalam cost poll. Misalnya untuk hal-hal yang berkaitan dengan mesin mungkin mengandung elemen biaya untuk tenaga, elemen biaya teknik, dan elemen biaya depresiasi. Cost driver merupakan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan biaya aktivitas, juga merupakan faktor yang dapat diukur yang dapat digunakan untuk membebankan biaya ke aktivitas dan dari aktivitas ke aktivitas lainnya, produk atau jasa. Ada dua jenis cost driver, yaitu:
1.      Driver sumber daya adalah ukuran kuantitas sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas. Driver sumber daya ini digunakan untuk membebankan biaya sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas ke cost poll tertentu. Contohnya adalah presentase dari luas total yang digunakan oleh suatu aktivitas.
Driver aktivitas adalah ukuran frekuensi dan intensitas permintaan terhadap suatu aktivitas terhadap objek biaya. Driver aktivitas digunakan untu membebankan biaya dari cost poll ke objek biaya. Contohnya, jumlah suku cadang yang berbeda yang digunakan dalam produk akhir untuk mengukur konsumsi aktivitas penanganan bahan untuk setiap produk. 
Activity Based Costing adalah metode pembebanan aktivitas-aktivitas berdasarkan besarnya pemakaian sumber daya, dan membebankan biaya pada objek biaya, seperti produk atau pelanggan, berdasarkan besarnya aktivitas, serta untuk mengukur biaya dan kinerja dari aktivitas yang terkait dengan proses dan objek biaya. Pengertian mendasar dari sistem ABC adalah adanya analisa terhadap keseluruhan aktivitas-aktivitas yang bertujuan untuk mengidentifikasi adanya hal-hal sebagai berikut:

1.      Aktivitas yang ada dalam tiap-tiap dapartemen dan sebab timbulnya aktivitas
2.      Dalam kondisi yang bagaimana setiap aktivitas tersebut dilaksanakan.
3.       Bagaimana frekwensi masing-masing aktivitas dalam pelaksanaannya.
4.      Sumber-sumber yang dikonsumsi untuk melakasanakan masing-masing aktivitas.
5.      Faktor-faktor apa yang menjadi penyebab timbulnya aktivitas tersebut atau pembenahan atas sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Dalam Activity Based Costing (ABC) semua biaya dibebankan ke produk yang menimbulkan aktivitas atau apabila ada alasan yang mendasar bahwa biaya tersebut dipengaruhi oleh produk yang dibuat, baik biaya produksi, maupun biaya non-produksi. ABC atau penentu harga pokok produk berbasis aktivitas merupakan sistem informasi tentang pekerjaan atau kegiatan yang mengkonsumsi sumber daya dan menghasilkan nilai bagi konsumen. Defenisi lain ABC adalah suatu informasi yang dapat menyajikan secara akurat dan tepat waktu mnegenai pekerjaan atau aktvitas yang mengkonsumsi sumber biaya aktivitas untuk mencapai tujuan pekerjaan produk dan pelanggan. ABC dirancang untuk mengukur harga pokok produk melalui aktivitas-aktivitas. Biaya-biaya akan diukur dari aktivitas ke produk berdasarkan permintaan tiap-tiap produk terhadap aktivitas selama proses produksi, sehingga biaya yang timbul masing-masing jenis produk akan terlihat lebih jelas. Sistem tersebut menerapkan sistem akuntansi aktivitas untuk menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat.

B.    Alokasi Biaya

Secara tradisional, akuntan membebankan biaya kepada produk hanya berpedoman pada banyak sedikitnya jumlah unit yang di hasilkan sebagai satu-satunya faktor yang menyebabkan biaya dan aktivitas muncul. Akuntan menggunakan volume related cost driver untuk membebankan biaya. Setelah ditelusuri ternyata beberapa biaya dan aktivitas yang muncul bukan dipicu oleh jumlah unit yang diproduksi sehingga tidak semua biaya overhead yang muncul dipicu oleh jumlah unit yang diproduksi. Dalam hal ini akuntan harus mengetahui dasar apa yang bisa digunakan untuk mengalokasikan biaya atas aktivitas dan mengetahui cost driver yang rasional (Cost Driver merupakan faktor-faktor yang menimbulkan timbulnya biaya).
Dalam activity based Costing, proses identifikasi aktivitas merupakan salah satu bagian yang penting dari tahapan pembebanan biaya overhead pabrik. Tahap pertama pada identifikasi aktivitas, aktivitas yang luas dikelompokkan ke dalam 4 kategori aktivitas, yaitu:
1.      Unit Level Activities
Berupa aktivitas atau kegiatan yang dilakukan sekali untuk setiap unit sehingga biaya produk yang berhubungan dengan aktivitas yang dibebankan berdasarkan jumlah unit yang diproduksi. Misalnya, jam tenaga kerja langsung. Semakin banyak jumlah unit yang diproduksi maka semakin banyak juga tenaga kerja langsung dibutuhkan.
2.      Bacth Level Activity
Yaitu berupa ativitas atau kegiatan yang dilakukan untuk mendukung produksi sejumlah orderan tertentu (batch). Aktivitas ini dilakukan sekali untuk setiap batch sehingga biaya produksi yang berhubungan dengan aktivitas ini dibebankan berdasrkan jumlah batch yang diproduksi, misalnya biaya set-up mesin. Semakin banyak unit yang diproduksi tidak mempengaruhi biaya pada aktivitas set-up, tetapi semakin sering set-up dilakukan maka semakin besar pula biaya set-up mesin.
3.      Product Sustaining Activities
Berupa aktivitas atau kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan eksistensi suatu produk, pemeliharaan produk, pengembangan produk dan inovasi produk. Beban biaya yang terjadi pada aktivitas ini dapat ditelusuri pada setiap jenis produk yang dihasilkan, tetapi sumber daya yang dikonsumsi tidak tergantung pada jumlah unit ataupun batch dari produk yang dihasilkan perusahaan. Semakin banyak jenis produk yang dihasilkan maka semakin sering aktivitas ini dilakukan sehingga semakin besar biaya yang dibutuhkannya.
                 4.      Facility Sustaining Activities
Berupa aktivitas atau kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan eksistensi perusahaan, seperti pemasaran, sumber daya manusia, pengembangan sistem, pemeliharaan fasilitas dan lain-lain. Tetapi aktivitas ini tidak berhubungan dengan jumlah produk, batch maupun jenis produk.

Sedangkan pada saat melakukan pembebanan biaya dari tiap kelompok tersebut, biaya yang muncul tersebut diklasifikasikan sesuai dengan kelompok aktivitasnya, sehingga dalam membebankan biaya sistem ABC dapat digambarkan dengan dua tahapan, yaitu:
v  Aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi keinginan customer mengkonsumsi sumber daya dalam sejumlah uang tertentu.
v  Biaya setiap sumber daya yang dikonsumsi oleh setiap aktivitas harus dibebankan objek biaya atas dasar unit aktivitas yang dikonsumsi oleh objek biaya itu sendiri.

C.    Konsep Dasar Sistem Activity Based Costing

Ada dua asumsi yang penting yang mendasari metode Activity Based Costing (ABC), yaitu:
1.      Aktivitas-aktivitas yang menyebabkan timbulnya metode ABC bahwa sumber daya pembantu atau sumber daya tidak langsung menyediakan kemampuannya melaksanakan kegiatan bukan hanya penyebab timbulnya biaya.
2.      Produk atau pelanggan jasa produk menyebabkan timbulnya permintaan atas dasar aktivitas untuk membuat produk atau jasa yang diperlukan berbagai kegiatan yang menimbulkan sumber daya untuk melaksanakan aktivitas tersebut.

Asumsi tersebut diatas merupakan konsep dasar dari sistem activity Based Costing. Selanjutnya, karena adanya aktivitas akan menimbulkan biaya, maka untuk dapat menjalankan usahanya secara efisien, perusahaan harus dapat mengelola aktivitasnya. Dalam hubungannya dengan biaya produk maka biaya yang dikonsumsi untuk menghasilkan produk adalah biaya-biaya untuk aktivitas merancang, merekayasa, memproduksi, menjual dan memberikan pelayanan produk


D.    Tahap Menerapkan Activity Based Costing


1)      Mengidentifikasi dan menentukan aktivitas untuk menjual barang tertentu dan menentukan kelompok-kelompok aktivitsas. Misalnya aktivitas produksi, dikelompokkan menjadi kelompok biaya tambahan gaji tenaga kerja langsung, kelompok biaya produksi karena berlalunya waktu, kelompok biaya produksi yang dibebankan berdasarkan cash basis. Aktivitas pemasaran, dikelompokkan menjadi kelompok biaya gaji, kelompok biaya pengiriman, kelompok biaya iklan.
2)      Jika memungkinkan menulusuri semua biaya BOP, biaya administrasi, dan biaya pemasaran ke barang tertentu, jika tidak mungkin ke barang tertentu, maka kelompok aktivitas tertentu. Misalnya gaji mandor, total Rp. 160.000, dimana Rp 100.000 khusus terjadi akibat mengerjakan pesanan jaket.
3)      Menghitung tarif alokasi untuk setiap kelompok biaya, jika memungkinkan berdasarkan cost driver (ukuran aktivitas penyebab munculnya biaya) untuk setiap biaya.
4)      Membebankan dan mengalokasikan biaya yang tidak dapat ditelusuri (BOP, administrasi, pemasaran), ke semua barang yang diproduksi dengan menggunakan tarif yang telah dihitung.
5)      Menyusun laporan biaya sistem Activity Based Costing.

E.    Manfaat, Tujuan dan Peranan Activity Based Costing

1.      Manfaat yang dihasilkan oleh perusahaan yang menerapkan activity based costing adalah sebagai berikut.

v Memperbaiki mutu pengambilan keputusan
Kemampuan activity based costing menghasilkan informasi biaya produksi yang lebih teliti dapat mengurangi kemungkinan manajemen melakukan pengambilan keputusan yang salah. Informasi biaya produksi yang lebih teliti sangat penting bagi manajemen jika perusahaan menghadapi persaingan yang sangat tajam.

v Memungkinkan manajemen melakukan perbaikan terus menerus terhadap kegiatan untuk mengurangi biaya overhead
Activity based costing mengidentifikasi biaya overhead dengan kegiatan yang menimbulkan biaya tersebut. Dengan demikian informasi biaya yang dihasilkan oleh ABC dapat digunakan oleh manajemen untuk memantau secara terus menerus berbagai kegiatan yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk dan melayani konsumen. Perbaikan berbagai kegiatan untuk menghasilkan produk dan penghilangan kegiatan yang tidak bernilai tambah bagi konsumen dapat dipertimbangkan oleh manajemen berdasarkan informasi biaya yang disajikan dengan ABC.

v Memberikan kemudahan dalam penentuan biaya relevan
Activity based costing menyediakan informasi biaya yang dihubungkan dengan berbagai kegiatan untuk menghasilkan produk, sehingga manajemen akan memperoleh kemudahan dalam mendapatkan infomasi yang relevan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut berbagai kegiatan bisnis mereka. Jika misalnya menajemen mempertimbangkan untuk melakukan perbaikan dalam kegiatan set-up fasilitas produksi, ABC mampu dengan cepat menyediakan informasi batch related activities cost sehingga memungkikan manajemen mempertimbangkan akibat keputusan mereka terhadap konsumsi sumber daya untuk kegiatan tersebut.
1.      Tujuan ABC digunakan untuk meningkatkan akurasi analisis biaya dengan memperbaiki cara penulusuran biaya ke objek biaya. ABC digunakan juga untuk berbagai objek biaya yang berbeda yaitu produk secara individual, kelompok produk yang saling berhubungan dan pelanggan secara individual. ABC juga sangat membantu perusahaan untuk dapat mengurangi distorsi yang disebabkan oleh sistem penentuan harga produk tradisional dan mendapatkan biaya produk yang lebih akurat. ABC juga menyediakan pandangan yang jelas tentang bagaimana perusahaan membedakan produk, jasa, dan aktivitas yang memberi kontribusi dalam jangka panjang. Menurut Kamaruddin Ahmad mengatakan bahwa peranan dari sistem ABC, yaitu:
·         Pembebanan biaya tidak langsung dan biaya pendukung.
·         Pembebanan biaya dan alokasi biaya: biaya langsung dan tak langsung.

Berdasarkan kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa pembebanan biaya merupakan suatu proses pembebanan biaya ke dalam cost poll atau dari cost poll ke objek biaya. Biaya yang langsung dapat ditelusuri secara langsung ke biaya atau objek biaya secara mudah dapat dihubungkan secara ekonomi. Biaya yang tidak langsung tidak dapat ditelusuri secara mudah, dan bahkan sulit untuk dihubungkan secara ekonomi dari biaya atau cost poll ke cost poll atau objek biaya.

F.    Keunggulan dan Kelemahan Activity Based Costing

1.      Keunggulan Activity Based Costing
v  Suatu pengkajian ABC dapat meyakinkan manajemen bahwa mereka harus mengambil sejumlah langkah untuk menjadi lebih kompetitif. Sebagai hasilnya mereka dapat berusaha untuk meningkatkan mutu sambil secara simultan memfokus mengurangi biaya. Analisis biaya dapat menyoroti bagaimana benar-benar mahalnya biaya manufacturing, yang pada akhirnya dapat memicu aktivitas untuk mereorganisasi proses memperbaiki mutu dan mengurangi biaya.
v  ABC dapat membantu dalam pengambilan keputusan.
v  Manajemen berada dalam suatu posisi untuk melakukan penawaran kompetitif yang lebih wajar.
v  Dengan analaisis biaya yang diperbaiki, manajemen dapat melakukan analisis yang lebih akurat mengenai volume yang dilakukan untuk mencari breakevent atas produk yang bervolume rendah.
v  Melalui analisis data biaya dan pola konsumsi sumber daya, manajemen dapat mulai merekayasa kembali proses manufcturing untuk mencapai pola keluaran mutu yang lebih efisien dan lebih tinggi.

1.      Kelemahan Activity Based Costing
v  Alokasi, beberapa biaya yang dialokasikan secara sembarangan, karena sulitnya menemukan aktivitas biaya tersebut. Contoh: pembersihan pabrik dan pengelolaan proses produksi.
v  Mengabaikan biaya, biaya tertentu yang diabaikan dari analisis. Contoh: iklan, riset, dan sebagainya.
v  Pengeluaran dan waktu yang dikonsumsi, disamping memerlukan biaya yang mahal juga.

 



G.    Pengertian Activity Based Management (ABM)

Activity Based Managenent (ABM) merupakan suatu konsep yang mengarahkan perhatian pada konsumsi sumber daya terhadap aktivitas yang dilakukan oleh suatu perusahaan, sehingga untuk dapat mengetahui bagaimana suatu perusahaan menggunakan sumber dayanya, maka terlebih dahulu haruslah dipahami mengenai aktivitas-aktivtas apa sajakah yang telah terjadi didalam perusahaan tersebut. Aktivitas-aktivitas tersebut merupakan aktivitas yang telah mengkonsumsi sumber daya melalui pengidentifikasian pemicu biayanya dimana biaya-biaya ini timbul karena dilaksanakannya aktivitas-aktivitas tersebut.

Pengertian dan pemahaman yang baik mengenai berbagai aktivitas yang telah dilaksanakan akan dapat memberikan pandangan yang baik tentang bagaimana menggunakan, mengelola, dan mengendalikan sumber daya perusahaan, dan dapat pula digunakan untuk mengetahui peluang  yang ada untuk meningkatkan kinerja perusahaan serta memberi pedoman yang baik untuk menilai kinerja tersebut dalam rangka untuk
mendukung perbaikan berkesinambungan. Activity Based Management merupakan pendekatan yang terintegrasi yang memfokuskan perhatian manajemen pada aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan nilai yang diterima oleh pelanggan dan meningkatkan laba perusahaan melalau penyediaan nilai pelanggan tersebut dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari Activity Based System, dimana antara ABM dan ABC saling berkaitan satu sama lain.

Activity based management memiliki dua dimensi yaitu sebagai berikut:
v  Dimensi biaya (cost dimension)
Memberikan informasi biaya mengenai sumberdaya, aktivitas, produk dan pelanggan (serta biaya-biaya lain yang diperlukan), dimana biaya-biaya sumber daya dapat ditelusuri ke aktivitas-aktivitas dan kemudian di aktivitas tersebut dibebankan ke pelanggan. Dengan demikian, dimensi ini merefleksikan kebutuhan untuk membagi sumber daya biaya terhadap aktivitas dan biaya aktivitas terhadap objek biaya seperti pelanggan dan produk agar dapat menganalisis keputusan critical. Keputusan tersebut termasuk penetapan harga, pengadaan produk dan penetapan prioritas untuk usaha perbaikan.

v  Dimensi Proses (process dimension)
Memberikan informasi mengenai aktivitas apa saja yang dilaksanakan, mengapa aktivitas tersebut dilaksanakan dan seberapa baik pelaksanaannya. Dimensi ini menjelaskan mengenai akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas dan lebih memfokuskan pertanggung jawaban aktivitas bukan pada biaya, dan menekankan pada maksimalisasi kinerja sistem secara menyeluruh bukan pada kinerja secara individu. Dengan demikian dimensi ini merefleksikan kebutuhan untuk suatu kategori informasi yang baru mengenai kinerja aktivitas. Informasi ini menunjukkan apa yang menyebabkan pemicu biaya dan bagaimana pengukuran kinerjanya.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Metode manajemen biaya yang canggih seperti activity based costing dan activity based management banyak diterapkan pada perusahaan-perusahaan dunia. Activity based costing membantu perusahaan mengurangi distorsi yang disebabkan oleh sistem penentuan harga pokok tradisional, sehingga dengan ABC dapat diperoleh biaya produk yang lebih akurat. ABC menyediakan pandangan yang jelas mengenai bagaimana perusahaan membedakan produk, jasa, dan aktivitas yang memberikan kontribusi dalam jangka panjang. Activity based management memfokuskan pada pengelolaan aktivitas untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas bisnis, meningkatkan nilai yang diterima pelanggan dan memberikan laba bagi perusahaan.

Activity based costing adalah pendekatan penentuan biaya produk yang membebankan biaya kepada produk atau jasa berdasarkan konsumsi sumber daya yang disebabkan karena aktivitas. Dasar pemikiran pendekatan penentuan biaya ini adalah bahwa produk atau jasa perusahaan dilakukan oleh aktivitas yang dibutuhkan tersebut menggunakan sumber daya yang menyebabkan timbulnya biaya. Sumber daya dibebankan kepada aktivitas, kemudian aktivitas dibebankan kepada objek biaya berdasarkan penggunaannya. Activity based costing memperkenalkan hubungan sebab akibat antara cost driver dengan aktivitas.

Activity based management adalah pengelolaan aktivitas untuk meningkatkan nilai (value) yang diterima oleh pelanggan dan untuk meningkatkan laba melalui peningkatan nailai tersebut. Banyak perusahaan mengelola aktivitas-aktivitas ke dalam tiga kategori untuk memperbaiki penelusuran biaya, yaitu unit level activities, product level activities, fasility level activities

B.    Saran

Dengan menerapkan sistem activity based costing dan activity based management, suatu perusahaan dapat melakukan evaluasi biaya dan nilai dari suatu aktivitas proses sehingga akan teridentifikasi peluang (akan terjadi perbaikan posisi kompetitif) dan meningkatnya efisiensi proses (process improvement).



-DAFTAR PUSTAKA-


Hansen, Don R., dan Maryanne M. Mowen. 2004. Cost Management: Accounting and Control, Fifth Edition, Ohio: South-Western College Publishing

Martin, James R. Activity-Based Management Models. Summary.






 


 









 

 


 



 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI - HAPUSNYA PERIKATAN DAN M.O.U

-KATA PENGANTAR- Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas anugerah-Nya makalah yang membahas ten...