Sabtu, 08 April 2017

IMPLEMENTASI PENENTUAN HARGA JUAL (KASUS PADA CV MINAHASA MANTAP PERKASA)


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Sebagian besar perusahaan pada umumnya bertujuan untuk mendapatkan  keuntungan  yang optimal. Untuk memperoleh keuntungan atau laba yang optimal, khususnya untuk perusahaan manufaktur,  peranan perhitungan  harga pokok produksi dan perhitungan  harga jual sangat berperan, hal  ini  berkaitan  dengan  persaingan  harga  jual  produk  dengan  perusahaan-perusahaa lain  yang sejenis. Akuntansi biaya dalam perhitungan harga pokok produksi berperan menetapkan, menganalisa dan melaporkan pos-pos biaya yang mendukung  laporan keuangan sehingga dapat menunjukkan data yang wajar. Akuntansi biaya   menyediakan  data-data biaya untuk berbagai tujuan maka biaya-biaya yang terjad dalam perusahaan harus digolongkan dan dicatat dengan sebenarnya, sehingga memungkinkan perhitungan harga pokok produksi secara teliti.

Perhitungan harga pokok produksi adalah hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan harga jual suatu produk. Perhitungan harga pokok produksi yang tepat dan akurat merupakan hal yang perlu dilakukan oleh setiap perusahaan, karena tanpa adanya perhitungan harga pokok produksi yang tepat dan  akurat,  perusahaan  manufaktur  yang bersangkutan  akan  mengalami  masalah  dalam  penentuan harga  jual  suatu  produk.  Bagi  perusahaan  dengan  tujuan  mencapo  laba  optimum,  harga  jual  dan realisasi biaya produksi berpengaruh sangat besar terhadap ukuran kebehasilan pencapian tujuan perusahaan yang besangkutan dan memenangkan persaingan yang semakin tajam dengan perusahaan lain yang sejenis. Salah satu faktor yang sangat penting untuk mencapai hal tersebut adalah dengan mengefisienkan biaya produksi serendah-rendahnya sehingga akan memperbesar laba.

Strategi efisiensi biaya produksi dan penetapan harga yang tepat harus diimbangi dengan peningkatan mutu produksi dan pelayanan terhadap kepuasan pelanggan (costumer satisfaction), sehingga memiliki nilai kompetitif yang tinggi dengan produk-produk perusahaan lain yang sejenis. Kegiatan  produksi  memerlukan  pengorbanan  sumber  ekonomi  berupa  berbagai  jenis  biaya untuk  menghasilka produk  yang  akan  dipasarkan. Biayabiay ini  akan  menjadi   dasar  dalam penentuan  Harga  Pokok  Produksi  (HPP). Elemen-elemen yang membentuk  Harga  Pokok  Produksi (HPP) dapat dikelompokkan  menjadi tiga golongan besar yakni Bahan Baku Langsung, Tenaga Kerja Langsung, dan Biaya Overhead Pabrik. Ketiga biaya tersebut harus dicatat dan diklasifikasikan secara cermat  sesuai  dengan  jenis  dan  sifat  biaya  tersebut.  Haini  dimaksudkan  untuk  mempermudah perusahaan. mengetahui berapa besarnya biaya sebenarnya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan suatu produk yang disebut dengan harga pokok produksi.

Harga Pokok Produksi dalam industri  merupakan  bagian  terbesar  dari  biaya  yang  harus  dikeluarkan  perusahaan.  Jika informasi biaya untuk pekerjaan atau proses tersedia dengan cepat, maka manajemen  mempunyai dasar yang kuat untuk merencanakan  kegiatannya. Perusahaan harus cermat dan rinci dalam membuat  laporan keuangan terutama yan berkaitan   denga biay produks agar   tida terjadi   penyimpangan- penyimpangaserta pemborosan biaya dalam proses produksi. Informasi harga pokok produksi dapat dijadikan titik tolak dalam menentukan harga jual yang tepat kepada konsumen dalam arti yang menguntungkan perusahaan dan menjamin kelangsungan hidup perusahaan.

Penelitian  ini membahas mengenai perhitungan harga pokok produksi untuk setiap jenis roti yang diproduksi  oleh CV. Minahasa  Mantap  Perkasa,  yang bertujuan  untuk memperoleh  gambaran yang   jelas   mengena perhitunga harga   poko produksi mengetahui   cara   perusahaan dalam menetapkan  keuntungan  yang  diinginkan,  mengetahui  cara  peruhsahaan  melakukan  perhitungan dalam nenetapkan  harga jual produk, serta mengetahui  masalah-masalah  yang mempengaruhi  harga jual pada CV. Minahasa Mantap Perkasa.


B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana perhitungan harga pokok produksi pada CV Minahasa Mantap Perkasa ?
2.      Bagaimana cara perusahaan melakukan perhitungan dalam menetapkan harga jual produk ?
3.      Apakah masalah-masalah yang mempengaruhi harga jual produk pada CV Minahasa Mantap Perkasa ?

C.    Batasan Masalah
Agar pembahasan dalam makalah ini lebih terarah, terfokus dan tidak terlalu meluas, maka penyusun membatasi bidang kajian yang dibahas mengenai uraian dan pemaparan tentang hasil dan pembahasan dari journal penelitian yakni perhitungan harga pokok produksi pada CV Minahasa Mantap Perkasa, cara perusahaan melakukan perhitungan dalam menetapkan harga jual produk, serta masalah-masalah yang mempengaruhi harga jual produk pada CV Minahasa Mantap Perkasa.




D.    Tujuan Penulisan
1.      Memahami perhitungan harga pokok produksi pada CV Minahasa Mantap Perkasa
2.      Memahami cara perusahaan melakukan perhitungan dalam menetapkan harga jual produk
3.      Mengetahui masalah-masalah yang mempengaruhi harga jual produk pada CV Minahasa Mantap Perkasa

E.     Manfaat Penulisan
1.      Memenuhi tanggung jawab penyusun sebagai mahasiswa untuk menyelesaikan tugas sebagai proses pembelajaran pada matakuliah Seminar Akuntansi Manajemen Keuangan
2.      Memberikan referensi untuk umum mengenai bahasan materi Perhitungan Harga Pokok Produksi Dalam Penentuan Harga Jual Pada CV Minahasa Mantap Perkasa


  
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya, pembuatan dan penjualan produk dan jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya (Mulyadi, 2012:7). Bustami dan Nurlela (2006:2) mendefinisikan Akuntansi Biaya adalah bidang akuntansi yang mempelajari bagaimana cara mencatat, mengukur dan melaporkan tentang informasi baiaya yang digunakan. Definisi di atas dapat disimpulkan  bahwa  kegiatan  akuntansi  biaya terdiri  dari pencatatan, penggolongan, dapenyajian  laporan  keuangan  harus  dibuktikan  dengan  adanya  dokumen  yang dipakai sebagai dasar pencatatan dan penggolongan.

Krismiaji & Aryani (2011:17) menyatakan bahwa biaya atau Cost adalah kas atau ekuivalen kas yang dikorbankan untuk membeli barang atau jasa yang diharapkan  akan memberikan  manfaat bagi perusahaan saat sekarang atau untuk periode mendatang. Prawironegoro dan Purwanti  (2009:19)  menyatakan  bahwa biaya adalah kas dan setara kas yang dikorbankan untuk memproduksi atau memperoleh barang atau jasa yang diharapkan akan memperoleh manfaat atau keuntungan dimasa mendatang.

Standar  Akuntansi   Keuangan     (IAI,2004:8)   mendefinisika beban  atau  expense  adalah penuruna manfaa ekonom selam suatu  period akuntans dalam   bentuk   arus  keluar   atau berkurangnya  aktiva  atau terjadinya  kewajiban  yang mengakibatkan  penurunan  ekuitas  yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Dari definis tersebut maka biaya dan beban dalam praktiknya mempunyai  pengertian yang sama yaitu suatu pengorbanan  sumber ekonomi  yang menjadi pengurang  suatu aktiva yang terjadi untuk memperoleh pendapatan.
Warindrani   (2006:17)   menyataka pada  umumnya   perusahaan   mengklasifikasika biaya sebagai  dasar  penetapan  harga  pokok  produksi  menjadi  dua  yaitu  biaya  produksi  dan  biaya  non produksi. Witjaksono (2006:10) menyatakan  bahwa  Harga pokok  adalah  sejumlah  nilai aktiva,  tetapi apabila selama tahun berjalan aktiva tersebut dimanfaatkan untuk membantu memperoleh penghasilan. Mulyadi  (2012:16)  Menjelaskan  bahwa  dalam  pembuatan  produk  terdapat  dua  kelompok biaya: biaya   produks dan   biaya   nonproduksi.   Biay produks merupaka biaya-biaya   yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk, sedangkan biaya non produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan  untuk kegiatan non produksi, seperti kegiatan pemasaran dan kegiatan administrasi dan umum. Biaya produksi membentuk kos produksi, yang digunakan untuk menghitung kos  produk  jadi  dan  kos  produk  yang  pada  akhir  periode  akuntansi  masih  dalam  proses.  Biaya nonproduksi ditambahkan pada kos produksi untuk menghitung total kos produk.

Mulyadi (2012:17) menjelaskan bahwa metode penentuan kos produksi adalah cara memperhitungkan  unsur-unsur  biaya  kedalam  koproduksi.  Dalam  memperhitungkan  unsur-unsur biaya kedalam kos produksi, terdapat 2 pendekatan: full costing dan variable costing. Krismiaji & Aryani (2011:325) menyatakan bahwa pendekatan umum dalam penentuan harga jual adalah menambahkan  angka perkiraan  laba (markup)  pada harga pokok. Markup adalah selisih antarharga jual dan harga pokok  produk.  Markup  biasanya  berupa persentase  tertentu  dari harga pokok produk. Pendekatan ini disebut dengan cost-plus pricing karena persentase markup yang telah ditentukan dimuka ditambahkan pada angka harga pokok untuk menentukan harga jual.




B.     Proses Pembuatan Roti Oleh CV Minahasa Mantap Perkasa

Berikut ini adalah proses pembuatan roti yang diproduksi oleh perusahaan yaitu sebagai berikut:
1.      Pemilihan bahan
a.       Gunakan bahan yang berkualitas baik.
b.      Pastikan bahan yang digunakan bersertifikat halal.
c.       Bahan yang digunakan cukup tersedia dan dalam kondisi simpanan yang baik.
2.      Penimbangan bahan
a.       Hindarkan pemakaian takaran dengan sendok atau cangkir
b.      Pada saat penimbangan bahan harus teliti dan tepat, hindari tercecernya bahan.
c.       Untuk penimbangan air, pastikan tidak berlebihan sehingga adonan menjadi lembek.
3.      Pengadukan/ Mixing dikerjakan selama (30 s/d 45 menit)
a.       Biasakan  semua  bahan  kering  diaduk  terlebih  dahulu  selama  5  menit  (airasi) sebelum air dan mentega dimasukan, agar air dapat dimasukan secara optimal.
b.      Lakukan pencampuran semua bahan secara merata untuk hidrasi yang sempurna dari pati dan protein sehingga membentuk gluten pelunakan gluten dan memperoleh kekuatan menahan gas dengan baik.
c.       Lama pengadukan   harus disesuaikan denga kemampua tepung   terigunya (jumlah protein), karena semakin tinggi proteinnya semakin lama pengadukannya, demikian pula sebaliknya.
4.      Permentasi awal dikerjakan selama (10 menit s/d 20 menit)
Proses pemecahan gula oleh ragi menjadi:
a.       Gas CO2 : Adonan menjadi mengembang
b.      Alkohol : Memberi aroma pada roti
c.       Asam : Memberi rasa dan memperlunak gluten
d.      Panas     : Suhu meningkat selama permentasi.
Lama dan cepatnya permentasi awal sangat tergantung dari jumlah adonan dan jumlah tenaga kerja yang mengerjakan. Salama penghistrahatan berlangsung diharuskan ditutup dengan plastik agar adonan tidak kering.
5.      Penimbangan adonan
a.       Membagi adonan sesuai dengan berat yang diinginkan.
b.      Gunakan timbangan yang benar, dan lakukan dengan cepat.
c.       Apabila menggunakan alat pembagi, timbang dulu lalu dibagi menjadi 36 bh.
6.      Pembulatan adonan
a.       Membentuk  lapisan  keras  dipermukaan  adonan,  sehigga  dapat  menahan  gas  yang dihasilkan
b.      Menghaluskan tekstur roti dan mempermudah pekerjaan selanjutnya.
7.      Permentasi kedua dikerjakan selama (10 s/d 15 menit)
a.       Melunakan gluten pada adonan
b.      Mempercepat permentasi berikutnya
c.       Selama proses ini, harus ditutup dengan plastik agar tidak kering.
8.      Pembuangan gas pada adonan
a.       Mengeluarkan gas yang ada dalam adonan dengan cara menekan adonan
b.      Dapat menghaluskan tekstur
c.       Usahakan semua gas keluar agar serat roti menjadi halus dan merata
9.      Pembentukan adonan
a.       Adonan roti dibentuk sesuai keinginan
b.      Untuk  roti  manis  dapat  diisi  dengan  berbagai  isisan,  tetapi  jangan  terlalu  banyak mengandung air dan minyak agar menghindari roti terbuka


10.  Pencetakan adonan
a.       Letakan adonan dalam cetakan dengan baik dan benar.
b.      Pastikan setiap sambungan diletakan dibawah adonan.
c.       Atur jarak adonan di loyang agar tidak bergabung dan dapat memberikan ruang utnuk pemanasan sisi roti.
d.      Olesi loyang dengan lemak/minyak atau gunakan lapisan kertas agar tidak lengket.
e.       Pastikan loyang selalu dalam keadaan bersih, baik sebelum dan sesudah digunakan.
11.  Permentasi akhir
a.       Dilakukan pengembangan adonan agar mencapai bentuk dan kualitas yang maksimal.
b.      Tempat untuk implementasi  akhir ini harus memiliki  panas (35-40 derajat  Celcius) dan kelembaban ruang (80-85%) yang stabil.
c.       Dapat dilakukan  dengan membuat  uap air dan pastikan proses ini dilakukan  dengan benar, karena akan menentukan hasil akhir dari roti.
d.      Gunakan alat ukur hygrometer dan termometer ruang.
12.  Pembakaran adonan
a.       Temperatur oven sangat menentukan kualitas akhir dari roti yang dibuat, jadi temperaturnya harus sesuai dengan jenis roti yang akan dibakar
b.      Lamanya pembakaran ditentukan oleh, jenis oven, jenis bahan/loyang yang digunakan, jenis roti yang dibuat dan jumlah pemakaian gula dan adonan
13.  Mengeluarkan adonan dari cetakan/Loyang
a.       Keluarkan roti yang sudah matang dari cetakan/loyang segara mungkin.
b.      Keluarkan dari loyang dengan sangat hati-hati karena roti yang baru keluar dari oven sangat lembut dan empuk.

14.  Pendinginan
a.       Setelah dikeluarkan dari cetakan/loyang, dinginkan roti pada suhu ruang selama 45-90 menit.
b.      Letakan roti pada rak pendingin dimana panas roti dapat keluar kesegala arah.
15.  Pembungkusan
a.       Roti dibungkus agar terhindar dari jamur.
b.      Menghindarkan pengerasan kulit roti akibat menguapnya kandungan air kedalam roti.
c.       Hindari pembungkusan roti yang masih panas/hangat agar tidak mudah berjamur.
d.      Saat pembungkusan berlangsung, pastikan ruang selalu bersih dengan  ventilasi  dan sirkulasi udara yang cukup.

C.    Perhitungan Harga Jual Produk CV Minahasa Mantap Perkasa

Berikut adalah Perhitungan Harga Jual Perusahaan yaitu sebagai berikut:

1.      Roti Coklat
Biaya Bahan Baku                                   :        Rp.150.500.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung                :        Rp.  12.600.000
Biaya Overhead Pabrik                           :        Rp. 10.800.000
Jumlah                                                      :        Rp.173.900.000


Harga Jual Per unit = Biaya produksi per unit + Presentase Markup
= Rp.580 + (Rp.580 x 30%)
= Rp.580 + Rp.174
= Rp.754 /unit

2.      Roti Strawberry
Biaya Bahan Baku                                   :         Rp.150.650.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung                :         Rp. 12.600.000
Biaya Overhead Pabrik                           :         Rp. 10.800.000
Jumlah                                                      :         Rp.174.500.000


Harga Jual Per unit = Biaya produksi per unit + Presentase Markup
= Rp.581 + (Rp.581 x 30%)
= Rp.580 + Rp.175 = Rp.756 /unit
3.      Roti Mocca
Biaya Bahan Baku                                   :        Rp.140.350.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung                :        Rp.  11.550.000
Biaya Overhead Pabrik                           :        Rp.  9.900.000
Jumlah                                                      :        Rp.161.800.000


Harga Jual Per unit = Biaya produksi per unit + Presentase Markup
  = Rp.589 + (Rp.589 x 30%)
  = Rp.589 + Rp.177
  = Rp.766 /unit

4.      Roti Pandan
Biaya Bahan Baku                                   :        Rp.139.500.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung                :        Rp.  11.550.000
Biaya Overhead Pabrik                           :        Rp.  9.900.000
Jumlah                                                      :        Rp.160.950.000


Harga Jual Per unit = Biaya produksi per unit + Presentase Markup
  = Rp.586 + (Rp.586 x 30%)
  = Rp.586 + Rp.176
  = Rp.762/unit


5.      Roti Keju
Biaya Bahan Baku                                   :        Rp.126.950.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung                :        Rp.  10.500.000
Biaya Overhead Pabrik                           :        Rp.  9.000.000
Jumlah                                                      :        Rp.146.450.000


Harga Jual Per unit = Biaya produksi per unit + Presentase Markup
  = Rp.586 + (Rp.586 x 30%)
  = Rp.586 + Rp.176
  = Rp.762/unit

Berdasarkan  perhitungan  diatas  tersebut,  maka  dengan  mark  usebesar 30% Perusahaan menjual roti-roti tersebut ke pengecer (warung/toko)  dengan harga Rp.800/ unit (dibulatkan)  dengan cara diantar langsung ke pengecer. Dari pengecer menjual roti tersebut  ke konsumen  dengan harga Rp.1000 / unit untuk setiap jenis roti.
Dalam Penentuan harga jual dengan menggunakan  metode full costing terlebih  dahulu harus dicari mark up yang di dapat dengan rumus:

Sedangkan laba yang diharapkan oleh perusahaan dari penjualan tersebut adalah sebesar 30%. Jadi harga jual untuk setiap jenis produk dapat dihitung sebagai berikut.

1.      Roti Coklat
Biaya Bahan Baku                                     :        Rp.150.500.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung                   :        Rp.  12.600.000
Biaya Overhead Pabrik                              :        Rp.  9.900.000
Biaya Produksi                                           :        Rp.173.000.000
Rp 173.000.000 x 30% = Rp 51.900.000

 = 52%
Total Biaya Produksi →                                      Rp 173.000.000
Mark Up 52% x Rp 173.000.000 →                    Rp   89.960.000
Total Harga Jual                                                   Rp 262.960.000



2.      Roti Strawberry
Biaya Bahan Baku                                     :        Rp.150.650.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung                   :        Rp.  12.600.000
Biaya Overhead Pabrik                              :        Rp.  9.900.000
Biaya Produksi                                           :        Rp.173.150.000
Rp 173.150.000 x 30% = Rp 51.945.000

 = 52%
Total Biaya Produksi →                                      Rp 173.150.000
Mark Up 52% x Rp 173.150.000 →                    Rp   90.038.000
Total Harga Jual                                                   Rp 263.188.000



3.      Roti Mocca
Biaya Bahan Baku                                     :        Rp.140.350.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung                   :        Rp.  11.550.000
Biaya Overhead Pabrik                              :        Rp.  9.075.000
Biaya Produksi                                           :        Rp.160.975.000
Rp 160.975.000 x 30% = Rp 48.292.500

 = 54%
Total Biaya Produksi →                                      Rp 160.975.000
Mark Up 54% x Rp 160.975.000 →                    Rp   86.926.500
Total Harga Jual                                                   Rp 247.901.500






4.      Roti Pandan
Biaya Bahan Baku                                     :        Rp.139.500.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung                   :        Rp.  11.550.000
Biaya Overhead Pabrik                              :        Rp.  9.075.000
Biaya Produksi                                           :        Rp.160.125.000
Rp 160.125.000 x 30% = Rp 48.037.500

 = 54%
Total Biaya Produksi →                                      Rp 160.125.000
Mark Up 54% x Rp 160.125.000 →                    Rp   86.467.500
Total Harga Jual                                                   Rp 246.592.500



5.      Roti Keju
Biaya Bahan Baku                                     :        Rp.126.950.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung                   :        Rp.  10.500.000
Biaya Overhead Pabrik                              :        Rp.  8.250.000
Biaya Produksi                                           :        Rp.145.700.000
Rp 145.700.000 x 30% = Rp 43.710.000

 = 57%
Total Biaya Produksi →                                      Rp 145.700.000
Mark Up 57% x Rp 145.700.000 →                    Rp   83.049.000
Total Harga Jual                                                   Rp 228.749.000



Berikut adalah perbandingan harga jual per unit produk dalam bentuk tabel:
No
Jenis Produk
Harga Jual Per Unit Perusahaan
Harga Jual Per Unit Menurut Teori
Selisih
1
Roti Coklat
Rp 774
Rp 877
(Rp 103)
2
Roti Strawberry
Rp 775
Rp 878
(Rp 103)
3
Roti Mocca
Rp 786
Rp 902
(Rp 116)
4
Roti Pandan
Rp 782
Rp 897
(Rp 115)
5
Roti Keju
Rp 782
Rp 915
(Rp 133)

Dari tabel tersebut menunjukan bahwa terdapat selisih harga jual perunit antara perusahaa dengan teori yang disebabkan karena perbedaan   pengalokasian   biaya  dan penentuan markup antara perusahaan dengan teori. Harga jual perusahaan lebih rendah dibandandingkan dengan teori yaitu dengan selisih untuk roti coklat adalah Rp.103, kemudian untuk roti strawberry Rp.103, untuk roti mocca Rp116, lalu untuk roti pandan Rp. 115 dan untuk roti keju adalah Rp.133.




BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan

Hasil penelitian yang telah  dilakukan  penulis  pada CV. Minahasa  Mantap  Perkasa,  penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1.      Pengumpulan biaya produksi dilakukan dengan metode harga   pokok proses dengan pendekatan full costing, tujuannya  untuk  memenuhi  persediaan  digudang, dan jumlahnya sama dari waktu ke waktu.
2.      Proses pembuatan roti akan selalu dilkukan perusahaan tanpa menunggu ada atau tidaknya pesanan dari pelanggan. Walaupun demikian, bukan berarti perusahaan mengabaikan permintaaan  atau  keninginan  konsumen.  Hal  ini dikarenakan,  banyaknya  jumlah  roti  yang diproduksi  atau  dihasilkan  tergantung  pada  permintaan  konsumen  serta situasi  dan kondisi pada saat itu.
3.      Penentuan harga jual produk yang dibebankan  kepada  konsumen  dibuat  berdasarkan  biaya produksi per   unit ditambah persentase   Markup. Persentas markup   yang   diinginkan perusahaan yaitu sebesar 30% dari biaya produksi per unit dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih memadai dan dapat menutup biaya produksi yang telah dikeluarkan.

B.     Saran
Penulis memberikan saran sebagai masukan antara lain:
1.      Departemen   produksi  harus  melakuka koordinasi   yang  lebih  baik  lagi  dengan  bagain pembelian  bahan  baku  agar  bahan  baku  yang  dibeli  terjamin  kualitasnya  dan tidak  terjadi permasalahan  bahan baku. Departemen produksi juga harus melakukan koordinasi yang lebih baik lagi degan bagian gedung.
2.      Dalam hal pengklasifikasian biaya, perusahaan sebaikny mengelompoka biaya  sesuai dengan tujuan hendak dicapai agar informasi biaya telah dikeluarkan lebih akurat dan bagus dan tepat.
3.      Pembebanan  biayaoverhead  pabrik kepada produk perlu dipertimbangkan  perusahaan dengan memilih dasar tepat untuk menentukan  tarif overhead pabrik guna mengetahui  jumlah biaya yang  sewajarnya  dibebankan  kepada  produk  itu. Jika  dilihat  dari  operasi  perusahaan  yang menunjukan bahwa perusahaan lebih banyak menggunakan bahan baku langsung, maka dasar yang tepat digunakan dalam penentuan tarif overhead pabrik adalah bahan baku langsung.
4.      Perusahaan  sebaiknya  menggunakan  sistem  biaytaksiran  (estimasi)  sebelum  melakukan produks yang   berfungs sebaga alat   pengendalia biay dan sebaga dasa untuk menganalisis  kegiatan-kegiatannya.   Dengan  ditapkannya  sistem  biaya  taksiran  maka  akan terlihat perbandingan  antara biay yang sesungguhnya  dengan biaya taksuran,  yang nantinya dapat memberikan petunjuk mengenai pemborosan atau tidak dapat dipakai sebagai dasar perbaikan kegiatan.











-DAFTAR PUSTAKA-


Armila Krisna Warindrani. 2006. Akuntansi Manajemen. Edisi 1. Grah Ilmu,Yogyakarta.
Bustami,  Bastian  dan  Nurlela.  2007.  Akuntansi  Biaya:  Teori  dan  Aplikasi.  Edisi  1.  Graha  Ilmu, Yogyakarta.
Carter, W.K. dan Usry, M.F. 2006. Akuntansi Biaya. Buku 1, Edisi 13. Salemba Empat, Jakarta. Hansen, D.R dan Mowen. 2004.  M.M, Akuntansi Manajemen. Edisi 7. Salemba Empat, Jakarta.
Horngren,  C.T.,  Datar,  S.M,  dan  Foster  G.  2005.    Akuntansi  Biaya:  Penekanan  Manajerial. PT.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2004.  Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta.
Kaplan,  R.S,  & A.A,  Atkinson.  1998.  Advanced Management  Accounting.  Third  Edition.    Upper Saddle River, New Jersey:Prentice-Hall  International.
Krismiaji, Y Anni Aryani. 2011. Akuntansi Manajemen. Edisi 2. UPP STIM YKPN, Yogyakarta.
Kartapura.  2005.  Analisis  Perhitungan  Harg Pokok  Produks Dalam  Menentukan  Harga   Jual. Universitas Indonuse Esa Unggul, Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI - HAPUSNYA PERIKATAN DAN M.O.U

-KATA PENGANTAR- Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas anugerah-Nya makalah yang membahas ten...